Bad Day

on 4:48 AM

Kejadian ini terjadi tanggal 11 Sepember 2008, ketika masih puasa. Based on true story.

Seperti biasa, aku pulang terlambat dari sekolah, karena ngobrol dan menunggu Watson yang katanya mau bikin karya dan main (alah). Akhirnya, aku baru pulang (bersama Wiggins) dari sekolah jam 3 sore.

Ketika sampai di rumah, aku kaget. Mobil yang biasanya diparkir di car port hilang entah ke mana. Aku langsung berpikir bahwa orang rumah pasti pada pergi semua. Langsung kumenghampiri pintu pagar rumahku.

Aku bisa masuk dengan mudah. Ketika kumencoba membuka pintu dapur, ternyata tidak bisa dibuka (Ah, masih wajar). Aku langsung pergi ke teras rumah dan mencoba membuka pintu depan.

Karena pintu depan juga terkunci, aku coba cari kuncinya di sebuah tempat rahasia, dan Alhamdulillah aku menemukan kuncinya. Kumasukkan kunci tersebut ke lubang kunci pintu depan. Inilah awal dari kesengsaraanku (alah).

Ternyata, badan kunci tersebut tidak bisa masuk sepenuhnya. Kucoba kuputar kunci tersebut, tidak ada yang berubah. Kuncinya tidak bisa masuk dan diputar. Aku membuat analisis bahwa di bagian lain lubang kunci ini masih ada kunci yang tergantung.

Aku terus mencoba, dan seluruh usahaku sia-sia. Akhirnya aku menyerah dan hanya menunggu orang rumah yang pergi entah ke mana. Aku tidur-tiduran di kursi yang ada di sana, nyanyi-nyanyi, mengkhayal, dll deh. Pokoknya aku melakukan banyak hal waktu nunggu (tapi gak makan sama minum ya).

Hal seperti ini telah terjadi padaku sebelumnya. Biasanya sih aku cuma nunggu selama 10-30 menit. Tapi waktu itu beda sekali.

10 menit kutunggu, belum pada datang juga. 30 menit kutunggu, masih belum datang. 1 jam kutunggu, masih belum juga. 1,5 jam kutunggu, belum datang! 2 jam (jam 5) kutunggu, belum datang! Setelah 2,5 jam menunggu, aku menjadi frustasi.

Setelah 2,5 jam, aku ngomel-ngomel sendiri. Ngomel-ngomel karena belum shalat lah, bisa buka di teras lah, gak bisa contact-contactan sama Irene Adler lah (^_^), dll.

Sesaat sebelum buka puasa, kemarahanku sudah mencapai puncak (bukan puncak bogor ya). Ternyata, aku harus buka puasa di teras depan. Saat itu, semua benda yang ada di sekitarku menjadi sasaran kemarahan. Mulai dari kunci sampai saputangan. Semua kusiksa (alah).

Tepat beberapa menit sebelum buka puasa, mobil Kijang biru bernomor polisi B 1055 GV alias mobilku datang dan berhenti di depan rumah. Aku langsung membukakan pintu pagar dengan sangat marah. Ketika ibuku turun dari mobil, aku tidak mengacuhkannya. Yang ada di pikiranku saat itu hanyalah buka puasa dengan teh manis hangat, makanan, dan Irene Adler (^_^).

0 comments: